Mengapa harus belajar berbasis TIK?

Cara belajar lintas generasi yang berbeda. Pada masa ini, biasa disebut dengan generasi Z atau generasi Alpha yang sudah terbiasa dengan TIK bahkan ketika umur yang masih sangat belia sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan generasi Z.

Tradisionalis

(1925 – 1945)

Baby boomer

(1946 – 1964)

Generasi X

(1965 – 1980)

Generasi Y

(1981 – 2000)

Generasi Z

(2000 - 2009)

Generasi Alpha

(2010 - …)

#1. Mempercayai logika

#2. Berorientasi pada masa lalu

#3. Menyukai konsistensi dan keseragaman

#1. Suka mendengarkan kuliah

#2. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman pribadi

#3. Suka belajar di lingkungan yang suportif

#1. Belajar secara cepat dan efisien

#2. Hanya mau mempelajari yang langsung memberikan manfaat

#3. Menyukai waktu belajar yang fleksibel

#1. Suka belajar berkelompok

#2. Memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar

#3. Menyukai experiential learning

#1. Menyukai metode belajar learning by doing

#2. Bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu

#3. Butuh tujuan yang jelas dan feedback yang cepat

#1. Berpikir kritis

#2. Suka dengan hal-hal yang baru (inovasi)

#3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

 

Bagaimana proses pembelajaran berbasis TIK di KSS

Pembelajaran berbasis tik

Apakah siswa setingkat SD sudah dapat belajar dengan menggunakan perangkat TIK? Adakah dampaknya?

Ya. Pada dasarnya anak yang lahir di atas tahun 2000 (generasi Z) sudah sangat terbiasa dengan perangkat TIK (gadget) sehingga siswa setingkat SD sudah dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan perangkat TIK.

Berkembangnya TIK, pada dasarnya dapat memberikan dampak negatif dan positif. Perangkat TIK akan memberikan dampak negatif jika anak menggunakannya tanpa kontrol dari orang dewasa dan tanpa disertai penanaman nilai-nilai positif dalam penggunaannya. Namun demikian, perangkat TIK akan memberikan dampak positif jika disertai kontrol yang baik dan penanaman nilai-nilai positif pada anak dalam penggunaannya.